Delapan orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes dan Globe Asia tercatat tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun memberikan waktu bagi mereka untuk ikut program pengampunan pajak atau tax amnesty.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengaku
miris. Dia heran, delapan orang yang tergolong konglomerat itu tidak
memiliki NPWP.
Apalagi, mereka masuk dalam 1 persen kelompok yang menguasai 50,3
persen kekayaan Indonesia. Juga, masuk ke dalam 10 persen orang terkaya
yang menguasai 77 persen kekayaan nasional.
“Jadi sembilan puluh persen penduduk sisanya hanya menikmati tidak
sampai seperempat kekayaan Indonesia. Masa tidak punya NPWP? Mereka
(konglomerat) harus tahu diri,” tegasnya di Kompleks Parlemen, Senayan,
Jakarta, Kamis (15/12).
Namun, legislator dapil Jakarta itu lantas pesimis delapan orang
terkaya di Indonesia itu ikut dalam program pengampunan pajak. “Urus
NPWP saja gak mau, kita ragukan mereka membayar pajak dengan benar.
Apalagi ikut tax amnesty,” sebutnya.
Sementara itu Darmadi meminta Presiden Joko Widodo berhati-hati.
Sebab, sekitar dua pertiga kekayaan yang dikuasai orang kaya Indonesia
diperoleh karena kedekatannya dengan penguasa. Berdasarkan Crony
Capitalism Index, Indonesia menduduki peringkat ketujuh.
“Makanya banyak saudagar yang menyelinap masuk ke dalam kekuasaan,
sehingga kenikmatan berbisnisnya terlindungi,” sindir Politikus PDIP
itu.
Dia menambahkan, pemerintah harus menurunkan konsentrasi kekayaan,
sehingga penguasaan kekayaan Indonesia oleh sekelompok konglomerat harus
diturunkan.
Pengurangan ketimpangan kesejahteraan masyarakat atau disparitas
ekonomi harus menjadi prioritas pembangunan. Pemerintah juga harus
menciptakan pertumbuhan berkualitas sehingga mampu menurunkan tingkat
kemiskinan dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Harus ada keadilan, negara ini bukan mereka yang punya,” pungkas Darmadi.
Adapun delapan orang kaya yang hingga kini tidak memiliki NPWP
diantaranya, Rudi Hartono dan Michael Hartono yang merupakan pemilik
perusahaan rokok Djarum dan BCA). Pendiri Bayan Resources di bidang
tambang batu bara, Low Tuck Kwong.
Lalu,
Pendiri Wilmar Internasional Martua Sitorus dan Pendiri PT Rajawali
Corporatio Peter Sondakh. Serta, Pendiri Indorama Corporation Sri
Prakash Lohia dan Kiki Barki, pengusaha batu bara.
http://sumut.pojoksatu.id/2016/12/16/memalukan-8-konglomerat-indonesia-tak-bayar-pajak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar